728x90 AdSpace

  • Latest News

    Rumongso Biso, Biso Rumongso

    Kita pasti sering mendengar istilah ini atau justru ungkapan ini masih asing di telinga kita? Ya, biasanya kita hanya mendengar ‘biso rumongso’ saja? Ungkapan ini sangat populis kita dengar, secara harfiahnya dalam bahasa Indonesia ‘Rumongso Biso’ (merasa bisa) dan ‘Biso Rumongso (bisa merasa), artinya kita dituntut untuk sadar sepenuhnya dan menyadarkan diri sendiri bahwa dalam setiap pribadi manusia kita saling melengkapi dan mengisi. Kita memiliki kelemahan dan kekurangan, tidak ada yang bisa menjadi superman, tapi kita bisa menjadi superteam yang handal. Menurut hemat kita, di dalam setiap pergaulan masyarakat level mana pun, suku bangsa, rasa atau pun agama kita sering mengalami benturan dan gesekan. Benar?

    Sudah menjadi kebiasaan dalam kehidupan kita jika terjadi perselisihan, ketidaksepahaman, perkelahian antara satu sama lainnya. Kenapa bisa terjadi? Karena kita lalai, kita kaku dan kita tidak mau tahu, kita terlalu egois, kita terlalu diktator dalam pergaulan. Kita lihat tataran seseorang direktur atau pimpinan, biasanya mereka jarang berkumpul dengan bawahannya, atau para guru jarang berinteraksi dengan anak didiknya, atau bahkan big bos dengan ajudan-ajudannya secara terus-menerus, padahal kedekatan antara atasan dan bawahan yang sinergis bisa membuahkan hasil yang sangat maksimal.

    Salah satu contoh jika pemimpin perusahaan mau memanjakan karyawan-karyawannya dengan proporsional, maka kinerja karyawan akan lebih giat, semangat dan hasil produksinya meningkat, tetapi jika bosnya pelit, bakhil dan medit maka banyak pula karyawan atau bawahannya sering menggunjing dan mencemooh saat si bos tidak di depannya. Bahkan yang seringkali terjadi adalah karyawan mencuri dan mengkorupsi asset-aset perusahaan, na’udzubillah min dzalik.

    Prinsip ‘Rumongso Biso – Biso Rumongso’, artinya bahwa setiap individu yang memiliki keahlian, keterampilan, kegantengan, kecantikan, kekayaan, ketahtaan, kehormatan, ketenaran, kehebatan, kemolekan, kemontokkan, jabatan, atau apa pun namanya yang menempel dalam status kita, suatu saat pasti akan mengalami penyusutan? Setuju? Justru apa-apa yang kita miliki; keahlian, kekayaan dan lainnya tentunya bisa ditularkan (diberikan) kepada orang lain, agar yang kita miliki menjadi manfaat dan berkah untuk kehidupan kita, keluarga kita, sehingga kita memiliki ketenangan dan kepuasan batin.

    Jika kita merasa mampu, sok, sombong dan tidak mau mendengar pendapat, saran dan kritikan orang lain, atau bahkan kita merasa lebih hebat dari orang lain dan orang lain itu dianggap sepele atau menganggap orang lain kere, bodoh, goblok atau dungu, maka tunggulah saatnya kita akan lebih hina dari seekor binatang ternak. Kita akan menjadi riya’ dan sum’ah yang mana penyakit hati ini akan menghapuskan semua amalan-amalan ibadah kita.
    Kita tercipta dari setetes air mani yang hina, tidak sepatutnya berbangga diri dengan apa-apa yang kita dapatkan, kita harus banyak mendengar, melihat dan ngroso kesusahan orang lain agar batin kita terasah sehingga kita menjadi manusia beradab yang selalu syukur, bukan kufur. Kita harus menjadi manusia yang siap ‘merasa bisa’ tetapi juga harus ‘bisa merasa’, jadi kalau kita melakukan kesalahan kita segera sadar dan memperbaiki serta meminta maaf kepada orang yang kita sakiti. Dadi ora sekarepe wudele dhewe, menang-menangan dewe lan mburu nepsu njur ngrusuhi kancane dewe. Kita harus selalu ingat kuburan, salah satu amal kebajikan yang akan kita bawa mati adalah ilmu yang bermanfaat. Wallahu ta’ala a’lam. (Jbr Fhr)
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Item Reviewed: Rumongso Biso, Biso Rumongso Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top