728x90 AdSpace

  • Latest News

    Pak Angsa, Bekerja Dengan Niat Ibadah


    Pekanbaru, MBC News. Di dalam kesusahan pasti ada celah atau jalan untuk mendapatkan kemudahan. Inilah prinsip yang dipegang oleh Mardiansyah. Pria yang sehari-harinya mangkal di pos ojek Jalan Sidomulyo 3 Gang Sidomukti Padang Bulan Senapelan Pekanbaru tidak pernah mengeluhkan rezeki yang diperolehnya walau hanya dengan menarik ojek.

    Apa yang menyebabkan dia bertahan selama tiga puluh lima tahun menjadi penarik ojek? Menurut dia, pekerjaan apa pun kalau diniatkan untuk ibadah dan menolong sesama inya allah lebih berkah, tuturnya. Bekerja tidak harus di kantor atau perusahaan. Masalah rezeki sudah digariskan, yang penting berusaha, tidak boleh bermalas-malasan dan selalu optimis untuk meraih masa depan.

    Pria berusia 44 tahun pernah juga bekerja menjadi salah satu perusahaan Swasta di Dumai, ia memilih berwirausaha karena peluang wirausaha lebih menjanjikan. Selepas solat subuh berjamaah, ia mandi dan berangkat ke pangkalan ojek untuk meneruskan rutinitas pekerjaannya. Ia selalu disiplin dalam mengatur waktunya. Pukul 6.00 wib ia sudah siap di tempat mangkalnya, walau hujan sekali pun ia tetap komitmen dengan pekerjaan itu. Mardiansyah menjalani rutinitas ini sudah hampir dua puluh lima tahun tanpa rasa berat atau pun malu.

    Selama ini dia melihat, kalau tukang ojek itu identik dengan pakaian kumuh, baju dan celana yang asal-asalan dan kadang tidak memperdulikan penampilannya. Lain halnya dengan Mardiansyah, dengan motor kesayangannya, jaket hitam yang melekat di badannya, sepatu hitam, hem berwarna cerah dan jam tangan selalu melekat, Mardiansyah meninggalkan rumahnya menuju tempat kerjanya. Jarak rumah dengan pangkalan ojek hanya ditempuh dalam waktu lima menit. Menurut hemat dia, dengan pakaian yang sopan dan rapi akan menjadikan pelanggan semakin tertarik untuk memanfaatkan jasanya.

    Setelah Mardiansyah mengantarkan pelanggannya menuju tempat kerja atau sekolah, ia pun kembali ke pangkalan untuk berdiskusi dengan kawan-kawan seprofesinya. Di pangkalan ini ada enam tukang ojek, lima pria dan satu wanita. Anak-anak sekolah yang sudah menjadi langganan sudah ditentukan jam antar dan jam jemputnya. Sehingga ketika waktunya sudah tiba semua pengojek mengantar atau menjemput pelanggannya masing-masing.

    Kalau sudah berada di pangkalan, sistem pengantaran atau penjemputan berbeda. Semuanya terjadwal dan ada daftar tunggu (waiting list). Selepas mengantarkan pelanggannya, ia tidak bisa mengantarkan calon pelanggan lain. Ia harus memberikan calon penumpang lain kepada kawannya yang lain. Hal ini sudah menjadi kesepakatan dengan kawan-kawannya yang lain. Ini dimaksudkan supaya keadilan tetap berjalan.

    Masalah tarif atau ongkos ojek disesuaikan dengan jarak tempuhnya. Kalau dekat rata-rata pelanggan membayar tiga ribu untuk sekali antar, apabila pengojek harus menunggu maka perjamnya dikenakan biaya tunggu (waiting time) sebesar lima ribu rupiah.

    Menurut Mardianyah, profesi tukang ojek bisa menjadi andalan apabila si tukang ojek mampu menawarkan jasanya kepada masyarakat yang tidak memiliki kendaraan roda dua, artinya setiap masyarakat yang memiliki rutinitas bekerja dan tidak memiliki kendaraan roda dua bisa direkrut sebagai pelanggan tetapnya. (jbr fhr)
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    2 komentar:

    Anonim mengatakan... Selasa, 21 Juli 2009 pukul 19.21.00 WIB

    Salut buat Mas Angsa, luar biasa. Ternyata dengan menarik ojek Anda bisa mendapatkan ketenangan batin yang hakiki. Daripada koruptor yang makan uang rakyat tanpa nurani. Salut buat mas Angsa...

    wuland mengatakan... Selasa, 21 Juli 2009 pukul 19.39.00 WIB

    Yupzzz...benar juga. apapun yang kita lakukan dengan niat ibadah dan hati yang tulus iklas akan mendapatkan berkah dari Yang Maha Kuasa,AMIN. Nggih leres tho mas Jubron Fahirro???.WLN.

    Item Reviewed: Pak Angsa, Bekerja Dengan Niat Ibadah Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top