728x90 AdSpace

  • Latest News

    Simpang Rujak, Ikon Wisata Batam

    Tidak banyak yang tahu bagaimana para pejual rujak bisa ramai di tepi jalan tersebut. Padahal ruas jalan itu merupakan jalur cepat dan padat. Tidak heran, saat sore kawasan tersebut jadi macet karena pembeli terpaksa parkir kendaraan di tepi jalan.

    Pantauan MBC News, Senin (5/10), puluhan gerobak berisi aneka buah-buahan berjajar rapi. Warga Batam lebih akrab menamai tempat ini dengan sebutan Simpang Rujak.

    Tempat yang strategis di tepi jalan ini sering dikunjungi oleh warga. Selain rasa rujaknya yang nikmat, warga juga bisa menikmati pemandangan Batam dari tepi jalan yang berada di atas bukit Seraya tersebut.

    Menurut pengakuan dari para pedagang rujak, Mas Kuncung nerupakan orang pertama yang menjual rujak di kawasan tersebut. Tempat gerobaknya di bagian ujung paling depan.

    Awal ceritanya, ia bersama adiknya berjualan rujak dan es dawet. Kuncung memulai berjualan sejak tahun 1993 sampai sekarang. Atas dasar tersebut, ia dipercayakan oleh pedagang rujak di sana menjadi Ketua Persatuan Simpang Rujak (PSR).

    Meski menjadi tempat wisata rakyat yang murah meriah, kawasan ini kurang mendapat perhatian pemerintah. Kawasan Simpang Rujak ini terkesan dibiarkan tumbuh sendiri. Padahal kalau dikelola dengan baik tentu bisa menggerakkan perekonomian masyarakat dan bisa dijual sebagai obyek wisata

    yang unik pada wisatawan lokal dan mancanegara.
    Menurut seorang pengunjung, pemerintah sebaiknya menata kawasan tersebut dengan memperluas area penjual rujak berdagang. Lalu, disediakan tempat parkir sehingga ruas jalan tersebut tidak macet.
    Seorang penjual rujak mengaku tidak digusur saja mereka bersyukur. Para pedagang di sini mengaku belum ada rencana pemerintah yang disampaikan kepada mereka untuk menata tempat mereka berjualan.

    Padahal setiap harinya mereka membayar retribusi sampah Rp 1.000. Pedagang rujak seperti Eko mengaku rata-rata ia hanya mendapatkan Rp 250 ribu sampai Rp 300 ribu setia harinya.
    Jika mendapat pesanan pernikahan, tentu hasilnya bisa lebih dari satu juta rupiah. Selama lima tahun berdagang, ia pernah mendapatkan pesanan 750 bungkus rujak.

    Saat ini ia juga mengharapkan adalah pemerintah bisa menurunkan harga gula. Menurutnya, di pasar ada dua jenis gula yang beredar. Jenis gula hitam dan kuning. Untuk sambal rujak yang baik, sangat bagus menggunakan gula kuning. Jika memakai gula hitam, sambalnya agak keruh dan kurang lezat.

    Setiap hari Eko menghabiskan gula lebih kurang 4-5 kilogram. “Dengan harga rujak Rp 6 ribu per porsi, labanya cuma seribu rupiah saja,” kata Eko.

    “Pados bathi setunggal ewu mawon awerat Mas, menopo malih badhe nginggahke regi awis, mangkeh palah boten pajeng rujakke. (Mencari laba Rp 1.000 saja berat Mas, apalagi menaikkan harga yang lebih mahal, nanti rujaknya jadi tidak laku,” ujar Eko dalam bahasa Jawa.

    Rujak yang dijual terbuat dari aneka jenis buah seperti nanas, bengkuang, jambu air, apel, kedondong, dan lain-lain. Dengan harga cukup terjangkau, pembeli bisa menikmati rujak di bawah rimbunan pepohonan dan semilirnya angin perbukitan.

    Biasanya para penjual rujak ini memulai usahanya dari pukul 11.00 WIB sampai malam. Terkadang beberapa penjual berjualan sampai pukul 23.00 WIB.

    Setelah menikmati rujak dengan rasa pedas, asam, manis, dan gurih, tersedia juga berbagai jenis minuman softdrink seperti minuman botol, teh botol, dan lain-lain. Ada juga es campur atau kelapa muda yang bisa membuat tenggorokan Anda segar dan rileks.

    Simpang Rujak yang sudah hampir berdiri selama kurang lebih 16 tahun silam menjadikan ikon yang menarik untuk wisata kuliner. Selain memiliki ciri khas dan unik, tempat ini tidak bisa tergantikan. (Jubron Fahirro)
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    1 komentar:

    decky marine equipment mengatakan... Rabu, 27 Juni 2012 pukul 01.56.00 WIB

    rujak di simpang ramco memang ramai dikunjungi. berawal dari seorang penjual rujak satu2 nya bernama pak kuncung.. akhirnya sekarang menjamur pangkalan2 disebelahnya. tapi jalur tersebut menjadi rawan macet karena pengguna parkir yg memakan bahu jalan.
    salam simolodro wong magelang di batam.
    wong kedungsari samping radio polaris

    Item Reviewed: Simpang Rujak, Ikon Wisata Batam Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top